Contoh Makalah Sejarah Tentang Kabinet Dwikora 1 dan 2

” KABINET DWIKORA I – II ”
(Mata Pelajaran Sejarah, Guru : “Suci Handayani” )






Disusun oleh
Nama                                        : Dian Afrizal
NIS                                           : -
Kelas                                        : XI
Program Study Keahlian          : Teknik Komputer dan Jaringan
           



SMK NEGERI 2 KALIANDA TAHUN 2017
Jl. Soekarno-Hatta KM 52 Kalianda Lampung Selatan 35513
Website: www.smkn2kalianda.sch.id, E-mail: smkn2_kld_ls@yahoo.co.id


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur hanyalah milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Kepada-Nya kita memuji dan bersyukur, memohon pertolongan dan ampunan. Kepada-Nya pula kita memohon perlindungan dari keburukan diri dan syaitan yang selalu menghembuskan kebatilan. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala, maka tak seorang pun dapat menyesatkannya dan barangsiapa disesatkan oleh-Nya maka tak seorang pun dapat memberi petunjuk kepadanya. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu‘alaihiwasallam, keluarga, sahabat, juga pada orang-orang yang senantiasa mengikuti sunnah-sunnahnya.
Dengan rahmat dan pertolongan-Nya Alhamdulillah Makalah yang berjudul Peristiwa Rengasdengklok ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang mungkin saya terima, itu sangat bermanfaat membangunkan semangat juang saya untuk menyempurnakan makalah ini. Mudah-mudahan semua itu dapat menjadikan cambuk bagi saya agar lebih meningkatkan kualitas Makalah ini di masa yang akan datang.



Rajabasa, 30 September 2017



                                                                                                                Dian Afrizal


DAFTAR ISI


Kata Pengantar...................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................... ii
BAB  I PENDAHULUAN
1.1      Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2      Tujuan................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN
      2.1      Kabinet Dwikora I................................................................................ 5
      2.2      Kabinet Dwikora II.............................................................................. 8
      2.3      Penyebab Runtuhnya Dwikora............................................................. 9
      2.4      Akhir Kisah........................................................................................... 10
BAB III PENUTUP
      3.1      Kesimpulan dan Saran.......................................................................... 11
                 3.1.1 Kesimpulan.................................................................................. 11
                 3.1.2 Saran............................................................................................ 11



BAB I
PENDAHULUAN
           1.1 Latar belakang
Dwikora kependekan dari Dwi Komando Rakyat, merupakan komando Presiden Soekarno dalam melancarkan konfrontasi bersenjata terhadap Malaysia untuk menghalangi berdirinya negara Malaysia. Komando ini dikeluarkan dalam pidato Presiden di muka apel besar suka relawan di Jakarta tanggal 3 Mei 1964, yang berisi dua hal :
1.          Perhebat ketahanan revolusi Indonesia.
2.         Bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Sabah, Serawak, dan Brunei. Lahirnya Dwikora tidak lepas dari peranan PKI dalam pemerintahan, yang pengaruhnya membelokkan politik bebas aktif masuk ke arah pengaruh RRC, yang memunculkan apa yang disebut Poros Jakarta-Beijing.

Kabinet Dwikora I adalah nama kabinet pemerintahan di Indonesia dengan masa kerja dari 27 Agustus 1964 sampai dengan 22 Februari 1966. Pada 1961, Kalimantan dibagi menjadi empat administrasi. Kalimantan adalah salah satu provinsi di Indonesia, terletak di Selatan Kalimantan. Di utara adalah Kerajaan Brunei dan dua koloni Inggris Sarawak dan Borneo Utara, kemudian dinamakan Sabah. Sebagai bagian dari penarikannya dari koloninya di Asia Tenggara, Inggris mencoba menggabungkan koloninya di Kalimantan dengan Semenanjung MalayaFederasi Malaya dengan membentuk Federasi Malaysia.
Rencana ini ditentang oleh Pemerintahan Indonesia. Presiden Sukarno berpendapat bahwa Malaysia hanya sebuah boneka Inggris, dan konsolidasi Malaysia hanya akan menambah kontrol Inggris di kawasan ini, sehingga mengancam kemerdekaan Indonesia. Filipina juga membuat klaim atas Sabah, dengan alasan daerah itu memiliki hubungan sejarah dengan Filipina melalui Kesultanan Sulu.
Di Brunei, Tentara Nasional Kalimantan Utara (TNKU) memberontak pada 8 Desember 1962. Mereka mencoba menangkap Sultan Brunei, ladang minyak dan sandera orang Eropa. Sultan lolos dan meminta pertolongan Inggris. Dia menerima pasukan Inggris dan Gurkha dari Singapura. Pada 16 Desember, Komando Timur Jauh Inggris (British Far Eastern Command) mengklaim bahwa seluruh pusat pemberontakan utama telah diatasi, dan pada 17 April 1963, pemimpin pemberontakan ditangkap dan pemberontakan berakhir.
Filipina dan Indonesia resminya setuju untuk menerima pembentukan Federasi Malaysia apabila mayoritas di daerah yang hendak dilakukan dekolonial memilihnya dalam sebuah referendum yang diorganisasi oleh PBB. Tetapi, pada 16 September, sebelum hasil dari pemilihan dilaporkan. Malaysia melihat pembentukan federasi ini sebagai masalah dalam negeri, tanpa tempat untuk turut campur orang luar, tetapi pemimpin Indonesia melihat hal ini sebagai Persetujuan Manila yang dilanggar dan sebagai bukti kolonialisme dan imperialisme Inggris.

Sejak demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Lumpur, ketika para demonstran menyerbu gedung KBRI, merobek-robek foto Sukarno, membawa lambang negara Garuda Pancasila ke hadapan Tunku Abdul Rahman Perdana Menteri Malaysia saat itu dan memaksanya untuk menginjak gambar, amarah Soekarno terhadap Malaysia pun meledak. 

Demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Lumpur yang berlangsung tanggal 17 September 1963, berlaku ketika para demonstran yang sedang memuncak marah terhadap Presiden Sukarno yang melancarkan konfrontasi terhadap Malaysia dan juga karena serangan pasukan militer tidak resmi Indonesia terhadap Malaysia. Ini mengikuti pengumuman Menteri Luar Negeri Indonesia Soebandrio bahwa Indonesia mengambil sikap bermusuhan terhadap Malaysia pada 20 Januari 1963. Selain itu pencerobohan sukarelawan Indonesia (sepertinya pasukan militer tidak resmi) mulai memasuki Sarawak dan Sabah untuk menyebar propaganda dan melaksanakan penyerangan dan sabotase pada 12 April berikutnya.
Soekarno yang murka karena hal itu mengutuk tindakan demonstrasi anti-Indonesia yang menginjak-injak lambang negara Indonesia dan ingin melakukan balas dendam dengan melancarkan gerakan yang terkenal dengan nama Ganyang MalaysiaSoekarno memproklamasikan gerakan Ganyang Malaysia melalui pidato dia yang sangat bersejarah, berikut ini :
Kalau kita lapar itu biasa
Kalau kita malu itu djuga biasa
Namun kalau kita lapar atau malu itu karena 
Malaysia, kurang adjar!

Kerahkan pasukan ke Kalimantan, kita hadjar tjetjunguk Malayan itu!
Pukul dan sikat djangan sampai tanah dan udara kita diindjak-indjak oleh Malaysia keparat itu.

Doakan aku, aku bakal berangkat ke medan djuang sebagai patriot Bangsa, sebagai martir Bangsa dan sebagai peluru Bangsa yang enggan diindjak-indjak harga dirinja.

Serukan serukan keseluruh pelosok negeri bahwa kita akan bersatu untuk melawan kehinaan ini kita akan membalas perlakuan ini dan kita tundjukkan bahwa kita masih memiliki gigi dan tulang jang kuat dan kita djuga masih memiliki martabat.

Yoo...ayoo... kita... Ganjang...
Ganjang... Malaysia
Ganjang... Malaysia
Bulatkan tekad
Semangat kita badja
Peluru kita banjak
Njawa kita banjak
Bila perlu satu-satu!   


Sukarno

1.2        Tujuan
Dengan dibuatnya makalah ini kami berharap dapat mencapai tujuan yang kami inginkan yaitu, dapat mempelajari dan memahami perkembangan masyarakat Indonesia pada masa Dwikora I dan Dwikora II serta sekaligus mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1        Kabinet Dwikora I 
Pada 20 Januari 1963Menteri Luar Negeri Indonesia Soebandrio mengumumkan bahwa Indonesia mengambil sikap bermusuhan terhadap Malaysia. Pada 12 April, sukarelawan Indonesia (sepertinya pasukan militer tidak resmi) mulai memasuki Sarawak dan Sabah untuk menyebar propaganda dan melaksanakan penyerangan dan sabotase. Tanggal 3 Mei 1964 di sebuah rapat raksasa yang digelar di Jakarta, Presiden Sukarno mengumumkan perintah Dwi Komando Rakyat (Dwikora) yang isinya :
1.       Pertinggi ketahanan revolusi Indonesia. Bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Sarawak dan Sabah, untuk menghancurkan Malaysia
Pada 27 Juli, Soekarno mengumumkan bahwa dia akan "mengganyang Malaysia". Pada 16 Agustus, pasukan dari Rejimen Askar Melayu Di Raja berhadapan dengan lima puluh gerilyawan Indonesia.
Meskipun Filipina tidak turut serta dalam perang, mereka memutuskan hubungan diplomatik dengan Malaysia.
Federasi Malaysia resmi dibentuk pada 16 September 1963. Brunei menolak bergabung dan Singapura keluar di kemudian hari.
Ketegangan berkembang di kedua belah pihak Selat Malaka. Dua hari kemudian para perusuh membakar kedutaan Britania di Jakarta. Beberapa ratus perusuh merebut kedutaan Singapura di Jakarta dan juga rumah diplomat Singapura. Di Malaysia, agen Indonesia ditangkap dan massa menyerang kedutaan Indonesia di Kuala Lumpur.
Di sepanjang perbatasan di Kalimantan, terjadi peperangan perbatasan. Pasukan Indonesia dan pasukan tidak resminya mencoba menduduki Sarawak dan Sabah, dengan tanpa hasil.

Pada 1964 pasukan Indonesia mulai menyerang wilayah di Semenanjung Malaya. Di bulan Mei dibentuk Komando Siaga yang bertugas untuk mengoordinasi kegiatan perang terhadap Malaysia (Operasi Dwikora). Komando ini kemudian berubah menjadi Komando Mandala Siaga (Kolaga). Kolaga dipimpin oleh Laksdya Udara Omar Dani sebagai Pangkolaga. Kolaga sendiri terdiri dari tiga Komando, yaitu Komando Tempur Satu (Kopurtu) berkedudukan di Sumatera yang terdiri dari 12 Batalyon TNI-AD, termasuk tiga Batalyon Para dan satu batalyon KKO. Komando ini sasaran operasinya Semenanjung Malaya dan dipimpin oleh Brigjen Kemal Idris sebagai Pangkopur-I. Komando Tempur Dua (Kopurda) berkedudukan di BengkayangKalimantan Barat dan terdiri dari 13 Batalyon yang berasal dari unsur KKOAURI, dan RPKAD. Komando ini dipimpin Brigjen Soepardjo sebagai Pangkopur-II. Komando ketiga adalah Komando Armada Siaga yang terdiri dari unsur TNI-AL dan juga KKO. Komando ini dilengkapi dengan Brigade Pendarat dan beroperasi di perbatasan Riau dan Kalimantan Timur.
Di bulan Agustus, enam belas agen bersenjata Indonesia ditangkap di Johor. Aktivitas Angkatan Bersenjata Indonesia di perbatasan juga meningkat. Tentera Laut DiRaja Malaysia mengerahkan pasukannya untuk mempertahankan Malaysia. Tentera Malaysia hanya sedikit saja yang diturunkan dan harus bergantung pada pos perbatasan dan pengawasan unit komando. Misi utama mereka adalah untuk mencegah masuknya pasukan Indonesia ke Malaysia. Sebagian besar pihak yang terlibat konflik senjata dengan Indonesia adalah Inggris dan Australia, terutama pasukan khusus mereka yaitu Special Air Service (SAS). Tercatat sekitar 2000 pasukan Indonesia tewas dan 200 pasukan Inggris/Australia (SAS) juga tewas setelah bertempur di belantara kalimantan (Majalah Angkasa Edisi 2006).
Pada 17 Agustus pasukan terjun payung mendarat di pantai barat daya Johor dan mencoba membentuk pasukan gerilya. Pada 2 September 1964 pasukan terjun payung didaratkan di Labis, Johor. Pada 29 Oktober, 52 tentara mendarat di Pontian di perbatasan Johor-Malaka dan membunuh pasukan Resimen Askar Melayu DiRaja dan Selandia Baru dan menumpas juga Pasukan Gerak Umum Kepolisian Kerajaan Malaysia di Batu 20, MuarJohor.
Ketika PBB menerima Malaysia sebagai anggota tidak tetap, Sukarno menarik Indonesia dari PBB pada tanggal 20 Januari 1965 dan mencoba membentuk Konferensi Kekuatan Baru (Conference of New Emerging Forces, Conefo) sebagai alternatif.
Sebagai tandingan Olimpiade, Sukarno bahkan menyelenggarakan GANEFO (Games of the New Emerging Forces) yang diselenggarakan di SenayanJakarta pada 10-22 November 1963. Pesta olahraga ini diikuti oleh 2.250 atlet dari 48 negara di AsiaAfrikaEropa dan Amerika Selatan, serta diliput sekitar 500 wartawan asing.
Pada Januari 1965Australia setuju untuk mengirimkan pasukan ke Kalimantan setelah menerima banyak permintaan dari Malaysia. Pasukan Australia menurunkan 3 Resimen Kerajaan Australia dan Resimen Australian Special Air Service. Ada sekitar empat belas ribu pasukan Inggris dan Persemakmuran di Australia pada saat itu. Secara resmi, pasukan Inggris dan Australia tidak dapat mengikuti penyerang melalui perbatasan Indonesia. Tetapi, unit seperti Special Air Service, baik Inggris maupun Australia, masuk secara rahasia (lihat Operasi Claret). Australia mengakui penerobosan ini pada 1996.
Pada pertengahan 1965, Indonesia mulai menggunakan pasukan resminya. Pada 28 Juni, mereka menyeberangi perbatasan masuk ke timur Pulau Sebatik dekat Tawau, Sabah dan berhadapan dengan Resimen Askar Melayu Di Raja dan Kepolisian North Borneo Armed Constabulary.
Pada 1 Juli 1965, militer Indonesia yang berkekuatan kurang lebih 5000 orang melabrak pangkalan Angkatan Laut Malaysia di Semporna. Serangan dan pengepungan terus dilakukan hingga 8 September namun gagal. Peristiwa ini dikenal dengan "Pengepungan 68 Hari" oleh warga Malaysia.

            2.2        Kabinet Dwikora II
Kabinet Dwikora II atau Kabinet Dwikora Yang Disempurnakan Presiden pada kabinet ini adalah Ir. Soekarno. Kabinet ini diumumkan pada 21 Februari 1966 dan dilantik pada 24 Februari 1966 dan berakhir pada 27 Maret 1966.
-          Susunan kabinet
1.1  Presiden
1.3.1        Kompartimen Luar Negeri
1.3.2        Kompartimen Hukum & Dalam Negeri
1.3.4        Kompartimen Keuangan
1.3.5        Kompartimen Pembangunan
1.3.6        Kompartimen Perindustrian Rakjat
1.3.8        Kompartimen Pertanian dan Agraria
1.3.9        Kompartimen Distribusi
1.3.10    Kompartimen Maritim

1.4.1        Penasehat Presiden
2.3        Penyebab Runtuhnya Dwikora
1.      Terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965.
2.      Keadaan politik dan keamanan negara menjadi kacau karena peristiwa Gerakan 30 September 1965 ditambah adanya konflik di angkatan darat yang sudah berlangsung lama.
3.      Keadaan perekonomian semakin memburuk dimana inflasi mencapai 600%  sedangkan upaya pemerintah melakukan devaluasi rupiah dan kenaikan harga bahan bakar menyebabkan timbulnya keresahan masyarakat.
4.      Reaksi keras dan meluas dari masyarakat yang mengutuk peristiwa pembunuhan besar-besaran yang dilakukan oleh PKI. Rakyat melakukan demonstrasi menuntut agar PKI berserta Organisasi Masanya dibubarkan serta tokoh-tokohnya diadili.
5.      Kesatuan aksi (KAMI, KAPI, KAPPI ,KASI, dsb) yang ada di masyarakat bergabung membentuk Kesatuan Aksi berupa “Front Pancasila” yang selanjutnya lebih dikenal dengan “Angkatan 66” untuk menghacurkan tokoh yang terlibat dalam Gerakan 30 September 1965.
6.      Kesatuan Aksi “Front Pancasila” pada 10 Januari 1966 di depan gedung DPR-GR mengajukan tuntutan”TRITURA”(Tri Tuntutan Rakyat) yang berisi :
             -         Pembubaran PKI berserta Organisasi Massanya
             -        Pembersihan Kabinet Dwikora
             -         Penurunan Harga-harga barang.
7.      Upaya reshuffle kabinet Dwikora pada 21 Februari 1966 dan Pembentukan Kabinet Seratus Menteri tidak juga memuaskan rakyat sebab rakyat menganggap di kabinet tersebut duduk tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965.
8.      Wibawa dan kekuasaan presiden Sukarno semakin menurun setelah upaya untuk mengadili tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 tidak berhasil dilakukan meskipun telah dibentuk Mahkamah Militer Luar Biasa(Mahmilub).
9.      Sidang Paripurna kabinet dalam rangka mencari solusi dari masalah yang sedang bergejolak tak juga berhasil. Maka Presiden mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret 1966 (SUPERSEMAR) yang ditujukan bagi Letjen Suharto guna mengambil langkah yang dianggap perlu untuk mengatasi keadaan negara yang semakin kacau dan sulit dikendalikan.
2.4    Akhir Kisah
Menjelang akhir 1965, Jenderal Soeharto memegang kekuasaan di Indonesia setelah
berlangsungnya Gerakan 30 September. Oleh karena konflik domestik ini, keinginan
Indonesia untuk meneruskan perang dengan Malaysia menjadi berkurang dan
peperangan pun mereda.
Pada 28 Mei 1966 di sebuah konferensi di Bangkok, meski diwarnai dengan
keberatan Sukarno (yang tidak lagi memegang kendali pemerintahan secara efektif),
Kerajaan Malaysia dan pemerintah Indonesia mengumumkan penyelesaian konflik
dan normalisasi hubungan antara kedua negara. Kekerasan berakhir bulan Juni, dan
perjanjian perdamaian ditandatangani pada 11 Agustus dan diresmikan dua hari
kemudian.


BA B III
PENUTUP
3.1   Kesimpulan dan Saran
         3.1.1   Kesimpulan
Berdasarkan uraian bahasan tentang “Dekrit Dwikora I dan II“ dapat disimpulkan bahwa :
a.       Peranan  Ir. Soekarno, dan seluruh bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan sangat penting sebagai bagian dari sejarah bangsa ini.
b.      Semua nilai-nilai yang terkandung dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik ini harus di maknai dan diwariskan kepada generasi penerus.
c.       Jadikan Peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia sebagai penguat  rasa nasionalisme dalam jati diri bangsa.
d.      Tindakan yang dilakukan oleh Soekarno tentang “ganyang Malaysia” adalah sebuah gebrakan kepada pasukan Malaysia agar tidak melakukan hal yang dapat menjatuhkan Indonesia meski harus terjadi perang terhadap Malaysia.

3.1.2   Saran
            Saya Menyarankan kepada Pemimpin negeri ini untuk selalu menanamkan nilai-nilai moral kepahlawanan dalam semua aspek pendidikan di Indonesia, serta melakukan kajian-kajian tentang pembenahan sistem yang ada sekarang agar Indonesia kedepannya menjadi lebih baik. Tentu hal ini tidak boleh lepas dari nilai-nilai sejarah bangsa Indonesia yang berbudi luhur.
Kritikan saya tujukan kepada masyarakat Indonesia yang tidak bisa menghargai perjuangan Pahlawan, itu tercermin dari bagaimana mereka seenaknya berbuat berbagai kerusuhan, tindak Korupsi, dan pembodohan bangsa lainnya.



Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

2 Responses to "Contoh Makalah Sejarah Tentang Kabinet Dwikora 1 dan 2"

  1. konfrontasi dengan Malaysia menyebabkan timbulnya banyak korban jiwa

    ReplyDelete
  2. artikel yang bagus, komentar juga ya ke blog saya www.belajarbahasaasing.com

    ReplyDelete